Kamis, 22 Maret 2012

Mencari Makam Putroe Phang



Gedung Juang, Perkiraan Letak Makam Putroe Phang (AtjehLINK/zamroe)
Banda Aceh – Bukti sejarah merupakan tanda jejak yang dapat menuntun pemilik sejarah kepada fakta yang sebenarnya tanpa harus hidup dimana waktu sejarah itu terjadi. Ketidakcintaan pemilik sejarah kepada sejarahnya adalah hal yang paling mendasar kenapa sejarah itu hilang, walau di tanahnya sendiri.
Salah seorang yang sudah menunjukkan kecintaannya kepada sejarah adalah Tgk.M. Iqbal Lambhuk. Lelaki yang mengasuh sebuah pesantren di Lambhuk itu mempunyai ratusan koleksi tentang sejarah tanah Aceh. Bukti sejarah itu ia peroleh dari beberapa orang yang mempercayai sebuah sejarah tepat ada ditangannya.
Saat AtjehLINK.com berkunjung ke rumahnya di kawasan Lambhuk, Rabu (22/2), tepatnya dipinggir Krueng Aceh, ia mulai menceritakan berbagai sejarah yang ia tahu, namun bukan hanya sekedar tahu, ia juga menunjukkan beberapa bukti sejarah. Bahkan beberapa bukti sejarah Aceh koleksi pribadinya berasal dari abad ke 16.
Bukti sejarah Aceh yang Tgk. Iqbal miliki berupa foto-foto dan kitab-kitab tulisan tangan asli, dan ia memperlihatkan langsung. Tak cukup itu, ia juga mempunyai koleksi beberapa benda yang ia yakini sebagai identitas bangsa Aceh.
Selain koleksi benda dan naskah kuno, ia sendiri juga melakukan penelitian tentang identitas Aceh dari beberapa pakaian dan perhiasan, menariknya, itu ia kumpulkan dari seluruh Aceh dengan support yang minim dari pihak lain.
Lebih menarik lagi, ia juga bisa memperkirakan dimana makam Putroe Phang yang sebenarnya. Dari penuturannya, makam Putroe Phang terletak di ruang bawah tanah di sekitar gedung juang.
“Sekarang juga saya bisa menunjukkan dimana letak makam Putroe Phang yang sebenarnya”, ungkapnya meyakinkan.
Sepertinya ia tidak asal bicara, beberapa tahun lalu, gurunya yang juga seorang penulis sejarah tentang Aceh, pernah memperlihatkan kepadanya sebuah batu besar yang letaknya tepat diatas ruang tersebut.
Gurunya meminta ia menggeser batu tersebut, kemudian ia mengambil galah panjangnya kira-kira lima meter, lalu ia memasukkannya kedalam celah yang sebelumnya ditutupi batu tersebut. Dan hasilnya, tidak ada yang menahan galah ketika ia goyangkan, disanalah Putroe Phang dimakamkan bersama beberapa keluarga kerajaan Aceh lainnya, tukasnya, Wallahua’lam. (zamroe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar